Dalam tulisan awal tahun ini saya ingin menggambarkan sebuah budaya kerja atau Corporate culture dalam menghadaping revolusi industri 4.0.
Corporate culture atau budaya kerja adalah sebuah nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam suatu organisasi, menjadi dasar cara berpikir, berperilaku dan bertindak dari seluruh insan organisasi, dan diturunkan dari satu generasi ke generasi. Budaya kerja dapat di daya gunakan sebagai daya dorong yang efektif dalam mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi organisasi. dalam pandangan saya, sebuah perusahaan harus siap dalam menghadapi tantangan dan revolusi industri 4.0 itu sendiri. ada beberapa tahapan dalam membangun Corporate culture itu sendiri :
- Corporate - Resident
Korporat atau korporasi (bahasa Inggris: Corporate) adalah sekelompok orang yang bersatu mendirikan sebuah entitas berbadan hukum. Kata corporate berasal dari bahasa latin yaitu corporationem yang artinya “mendirikan badan”.Secara legal, korporat ini sama halnya dengan perusahaan biasa hanya saja kata korporat sudah terbiasa digunakan untuk menggambarkan perusahaan yang sudah well established.
Sementara Resident bisa kita gambarkan adalah orang-orang yang berada di dalam perusahan itu sendiri. dalam hal ini hubungan antara perusahaan dan resident hanya bersifat tempat dimana orang bekerja, dan pegawai yang ada dalam perusahaan itu untuk bekerja. budaya ini sudah ditinggalkan bagi perusahaan yang mulai bergerak untuk maju.
Pegawai dari perusahaan yang seperti ini sulit untuk maju, karena memberikan budaya perusahaan yang tidak memberikan kesempatan pengembangan diri bagi seluruh pegawainya.
- Service Provider - Customer
Hubungan perusahaan dan orang yang bekerja di perusahaan yang satu ini adalah yang lazim dan banyak kita jumpai pada saat sekarang ini, kalau saya boleh menggambarkan yang satu ini. saya menggambarkan hubungan perusahaan dengan pegawainya seperti Service Provider dengan Customer. Perusahaan lah yang bergerak sebagai penyedia layanan. sementara pegawainya menikmati dari layanan tersebut. corporate culture seperti ini lazim sekali kita jumpai. sama halnya dengan Corporate Culture dari Corporate-Resident, tetapi pada tahap ini perusahaan menganggap pegawainya adalah seperti customer, semua fasilitas diberikan, dengan kata lain dimanja, akibatnya tanpa memberikan kinerja yang bagus.
- Fasilitator - Partisipan
Corporate Culture yang satu ini jarang kita jumpai, tapi sudah mulai diterapkan di beberapa perusahaan yang maju. baik di dalam negeri maupun di luar negeri. dengan pola yang satu ini, perusahaan telah memberikan kesempatan pada pegawainya untuk berpartisipasi, sehingga memberikan nilai tambah abgi kinerja korporasi. melainkan pada tahap ini adalah sebuah pola perusahaan yang maju. belum masuk pada tahap perusahaan yang bisa menjawab tantangan di masa datang, arti kata perusahaan yang seperti ini belum menerapkan sebuah teknologi yang dalam istilah sekarang teknologi dalam basis 4.0. baru sebatas kinerja.
- Kolaborator - Creator
Corporate Culture yang ini berbeda dengan yang sebelumnya, selain memberikan kesempatan dan partisipasi dari seluruh pegawai, Corporate Culture yang ini juga membuat kinerja perusahaan lebih kolaborasi antar pegawai yang bekerja, dan juga bertindak sebagai creator atau membuat gagasan baru, inovasi baru. dengan demikian terciptalah Corporate Culture yang kolaboratif, sehingga bisa menghasilkan dan menerapkan teknologi-teknologi yang mumpuni. dalam hal ini misalkan di sebuah bank, bisa diterapkan Big Data, AI, dan Mechine Learning. karena dengan demikian, terciptalah sebuah Corporate Culture yang bisa menjawab tantangan masa depan. dengan diterapkannya Big Data misalkan, perusahaan bisa memprediksi dan memproyeksikan keadaan di masa mendatang dengan lebih mudah dengan basis data yang ada dan kolaboratif dari pegawai yang bekerja.