Waktu memang selalu memberikan yang terbaik untuk kita kita kenang, waktu selalu menjadi ruang untuk kita mengingat. Waktu memang selalu jadi utuh untuk kita kembali, mengingat, dan menggambarkan sejuta peran.
Disisi lain, waktu adalah ruang. Ruang untuk segala cerita, ruang untuk segala berbagi, dan ruang untuk segala galanya. Tapi dengan waktu juga kita bisa melewati segala aral melintang, segala keluh kesah, segala sesuatu yang tidak bisa di gambarkan dengan kata-kata. Tapi waktu bisa menggambarkan sebuah proses. Itulah yang dikatakan dengan ruang waktu.
Disisi lain, jika kita gambar kan dengan kurva, kita tarik waktu dan kita tarik ruang. Sehingga bisa menggambarkan kehidupan, masa, dan antar ruang serta waktu itu sendiri.
Waktu itu, dikala hidup ini menjadi saksi, dimana tubuh terbaring, melihat mata terpejam, lemah, gemulai, tanpa rasa. Tapi dengan waktu itu, bisa merubah segalanya dari waktu, ruang, dan cinta. Dari waktu itu bisa tau betapa kualitas rasa, kualitas ruang, dan kualitas serta kualitas cinta.
Waktu itu rasa itu muncul, rasa itu terasa, dalam ruang dan waktu. Waktu itu, tubuh menjadi saksi, kursi menjadi saksi, dan rintik-rintik infus menjadi romansa. Waktu itu berlalu, ruang itu berlalu, rasa itu berlalu. Tapi cinta tetap memancar di setiap ruang dan waktu.
Disisi lain, waktu adalah ruang. Ruang untuk segala cerita, ruang untuk segala berbagi, dan ruang untuk segala galanya. Tapi dengan waktu juga kita bisa melewati segala aral melintang, segala keluh kesah, segala sesuatu yang tidak bisa di gambarkan dengan kata-kata. Tapi waktu bisa menggambarkan sebuah proses. Itulah yang dikatakan dengan ruang waktu.
Disisi lain, jika kita gambar kan dengan kurva, kita tarik waktu dan kita tarik ruang. Sehingga bisa menggambarkan kehidupan, masa, dan antar ruang serta waktu itu sendiri.
Waktu itu, dikala hidup ini menjadi saksi, dimana tubuh terbaring, melihat mata terpejam, lemah, gemulai, tanpa rasa. Tapi dengan waktu itu, bisa merubah segalanya dari waktu, ruang, dan cinta. Dari waktu itu bisa tau betapa kualitas rasa, kualitas ruang, dan kualitas serta kualitas cinta.
Waktu itu rasa itu muncul, rasa itu terasa, dalam ruang dan waktu. Waktu itu, tubuh menjadi saksi, kursi menjadi saksi, dan rintik-rintik infus menjadi romansa. Waktu itu berlalu, ruang itu berlalu, rasa itu berlalu. Tapi cinta tetap memancar di setiap ruang dan waktu.