Masih dalam suasana menjalani hidup dengan lingkungan yang pandemi, baik di lingkungan sekitar kita, lingkungan kantor kita, maupun dalam lingkungan negara kita. Dalam suasana ini, banyak sekali dilema yang harus dijalani, baik maupun buruk sama sekali.
Barangkali kita bisa melihat kondisi di lingkungan sekitar kita, begitu banyak cobaan bahkan tidak kurang mereka harus mengorbankan nyawa demi mempertahankan kehidupan. Namun, dalam kondisi seperti ini kita harus sadar.
Sadar akan Bersyukur
Kenapa kita harus sadar akan bersyukur, dimana disaat orang lain telah banyak yang menyerah dengan keadaan kita masih bisa bertahan. Masih bisa bertahan untuk makan, masih bisa bertahan untuk mencari mencukupi kebutuhan kehidupan. Masih bisa menjalankan ibadah meski harus dirumah. Masih bisa sekolah mesti dilakukan dengan virtual, masih bisa bekerja walaupun sebagian dari rumah (work from home). Tidak ada alasan untuk tidak bersyukur.
Sadar lagi berjuang
Selain harus bersyukur, disisi lain selain menjadi agen atas syukur karena nikmat yang tuhan berikan. Kita harus berjuang, setelah sekian lama kita menikmati keindahan, kebahagiaan, dan kenyamanan kehidupan yang Allah SWT berikan kepada kita baru beberapa waktu diberikan ujian dengan pandemi, lantas kita harus menyerah? Sekali lagi kita harus sadar bahwa kita lagi berjuang. Berjuang mempertahankan kehidupan, berjuang untuk mendapatkan keinginan yang dicita-citakan. Bahkan berjuang untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT agar kita selalu mengagungkan kebesaran Allah.
Sadar akan ujian
Dengan asyik nya berjuang, tentu banyak rintangan, halangan, dan tantangan yang harus dijalani. Rintangan harus mengikuti protokol kesehatan, halangan yang harus dilalui meski harus melawan arus, dan tantangan bahwa kita harus sadar bahwa kita hidup di kehidupan baru. Melainkan kita harus sadar, bahwa ini adalah ujian. Lalu harus kah kita menyerah? Bukankah disetiap mendaki itu didepannya ada lembah? Bukankah disetiap akan melihat lembah, kita akan melihat dari ketinggian bahwasanya kita berada di puncak? Dari puncaklah kita melihat bahwa perjalanan di perjuangkan itu akan terasa manis, bahwa kita pernah berjuang.