Setiap pertemuan ada perpisahan, setiap kehidupan akan ada kematian. Setiap permulaan akan ada berakhiran, juga setiap perjalanan akan ada penghentian. Jika semua berakhir lalu apa yang tinggal?
Pengalaman
Pengalaman memungkinkan seseorang menjadi tahu dan hasil tahu ini kemudian disebut pengetahuan. Semakin banyak pengetahuan semakin enak menjalani hidup. Sama halnya semakin banyak guru, semakin luas wawasan. Semakin luas wawasan semakin terang kehidupan.
Dulu waktu kecil, orang berbeda pendapat di masjid antara yang pakai qunut sholat subuh dan tidak pakai qunut tak ada yang ribut. Sekarang, baru dapat sedikit content pengajian di sosial media, lalu mengatakan itu paling benar, dan menyalahkan yang lain.
Contoh sederhana, dari kata saya tidak minum. Saya tidak minum karena puasa, saya tidak minum haram, saya tidak minum bersoda, saya tidak minum kopi, saya tidak minum saya tidak suka. Sama kalimat nya saya tidak minum dimaknai oleh orang berbeda-beda. Begitu juga dengan pengajian. Disunnahkan untuk ikut pengajian, namun ditafsirkan berbagai bentuk pelaksanaan. Kenapa berbeda-beda, karena tidak ada ketentuan baku, sehingga ditafsirkan berdasarkan informasi yang diterimanya.
Oleh karenanya, jalani suatu pemahaman berdasarkan ilmu dan keyakinan yang kita pahami juga yakini, karena kesalahannya akan dimintai pertanggungjawabannya. Jadilah seseorang yang membawa rahmatan Lil Alamin. Jika ada perbedaan dengan suatu pemahaman, biarkan dengan pemahaman nya, jangan dendam lalu menjustifikasinya. Dalam Islam tidak mengenal kemarau setahun hilang karena hujan sehari. Jika tetap tidak terima dengan perbedaan pendapat nya bukan dengan cara mempermalukan nya, namun bisa dengan berdiskusi dengan baik.
Setiap perjalanan memang menjadi pengalaman, agar banyak memiliki pengalaman tingkat kan perjalanan. Baik perjalanan mencari pengetahuan juga perjalanan mencari pengalaman.
0 komentar:
Posting Komentar