Kamis, 28 Agustus 2025

Di atas kertas, Indonesia disebut sebagai negara hukum dan demokrasi. Namun dalam praktiknya, hukum hanya tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan sering kali tidak berpihak pada rakyat kecil, tapi justru menguntungkan segelintir elite politik dan korporasi besar. Janji keadilan sosial tinggal slogan kosong, diucapkan setiap musim kampanye, lalu dilupakan begitu kekuasaan berada di tangan.

Ekonomi pun tak kalah kacau. Harga kebutuhan pokok melonjak, lapangan kerja kian sempit, dan ketimpangan semakin menganga. Rakyat dipaksa bertahan hidup dalam sistem yang memiskinkan mereka secara struktural, sementara para pejabat sibuk merayakan proyek-proyek besar yang tidak menyentuh kebutuhan mendasar masyarakat. Di satu sisi rakyat diminta hidup sederhana, di sisi lain anggaran dihamburkan demi citra dan kepentingan politik.

Aparatur penguasa, yang seharusnya melayani rakyat, justru sering bersikap sewenang-wenang. Kritik dibungkam, suara-suara yang menyuarakan kebenaran dianggap ancaman, dan hukum digunakan sebagai alat kekuasaan, bukan alat keadilan. Ketika kekuasaan lebih sibuk menjaga kenyamanannya sendiri daripada mendengar jeritan rakyat, kita tahu bahwa demokrasi kita sedang sakit.

Namun semua ini bukan akhir. Masih ada jalan keluar
asal kita mau melihat lebih jernih dan bergerak bersama. Solusinya bukan tambal sulam, tapi perombakan menyeluruh dan terstruktur:

  • Perbaikan sistem demokrasi yang berkeadilan, di mana suara rakyat benar-benar dihargai, bukan hanya dijadikan angka pemilu. Transparansi, partisipasi publik, dan akuntabilitas pejabat harus menjadi prinsip utama dalam pemerintahan.
  • Perbaikan ekonomi yang terstruktur dan inklusif, yang tidak hanya fokus pada pertumbuhan angka, tetapi juga pemerataan kesejahteraan. Kebijakan fiskal dan anggaran harus berpihak pada pengentasan kemiskinan, pembangunan UMKM, dan kemandirian desa.
  • Pendidikan yang berkompetensi dan relevan, bukan sekadar penghafalan tanpa makna. Pendidikan harus membentuk manusia yang berpikir kritis, kreatif, dan siap menghadapi tantangan zaman, bukan hanya menjadi pekerja dalam sistem yang timpang.

Negeri ini tidak kekurangan orang pintar tapi sering kekurangan keberanian untuk berubah. Dan perubahan tidak datang dari atas, tapi dari bawah: dari rakyat yang sadar, bersatu, dan menolak tunduk pada sistem yang timpang.

Selasa, 19 Agustus 2025

Dalam setiap langkah menuju kemajuan, selalu ada tantangan. Namun, di balik setiap tantangan, ada peluang untuk tumbuh. Itulah yang kami rasakan sebagai bagian dari BRK Syariah, khususnya dalam pengembangan layanan QRIS.

Pada tanggal 10 Agustus 2025, saya melakukan transaksi di salah satu swalayan besar, TOP 100. Saat hendak membayar, saya menyampaikan kepada kasir bahwa saya ingin menggunakan QRIS dengan sumber dana dari BRK Syariah. Respons kasir cukup jujur: "BRK Syariah tak bisa pakai QRIS, sering bermasalah."Saya memahami keraguan itu. Mungkin sebelumnya memang pernah terjadi kendala. Tapi inilah saatnya untuk menunjukkan bahwa kami telah berbenah dan terus berkembang. Maka saya katakan: "Saya coba dulu ya menggunakan BRK Syariah. Kalau gagal, saya yang tanggung jawab."

Kasir akhirnya setuju, dengan catatan jika gagal, komplain ditujukan ke BRK Syariah, bukan ke swalayan. Saya setuju. Saya scan kode QR QRIS yang diterbitkan dari mesin EDC, konfirmasi tagihan, dan... transaksi berhasil. Tidak ada kendala. Lancar.

Setelahnya saya sampaikan kepada kasir, "Jika ke depannya ada kendala, bisa disampaikan ke saya. Saya bagian dari tim pengembangan QRIS BRK Syariah. Terima kasih sudah memberikan kesempatan kepada BRK Syariah."

  • Setiap inovasi butuh waktu dan kesempatan. Tidak semua layanan langsung sempurna. Tapi dengan dukungan dan ruang untuk mencoba, kualitas akan terus meningkat.
  • Edukasi penting. Tidak semua kendala berasal dari sistem. Bisa jadi dari pemahaman, persepsi, atau kebiasaan lama. Di sinilah komunikasi berperan penting.
  • Kolaborasi adalah kunci. Antara penyedia layanan, merchant, dan konsumen. Ketika semua pihak membuka diri, solusi lebih mudah ditemukan.

Kami di BRK Syariah tidak sekadar ingin menjadi pilihan, tapi menjadi bagian dari ekosistem keuangan digital yang inklusif dan handal. QRIS hanyalah satu pintu dari banyak inovasi yang sedang kami bangun. Namun untuk itu, kami butuh dukungan, masukan, dan kesempatan dari Anda.

Karena setiap institusi lokal yang diberi kesempatan, bisa tumbuh menjadi kebanggaan nasional.

Beri kami kesempatan untuk tumbuh dan berkembang

Kolam Inspiratif

“Teknologi informasi dan bisnis menjadi saling terjalin dengan erat. Saya tak berpikir siapa pun dapat berbicara salah satunya dengan penuh makna tanpa membicarakan satu yang lainnya”

Arsip

Flickr Images

About us

Populer

Biografi Tokoh

Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie
Prof. Dr.(H.C.) Dahlan Iskan

Materi Kuliah IT

Image Retrieval
Computer Security
Riset Teknologi
Interaksi Manusia dan Komputer
Rekayasa Perangkat Lunak
Sistem Informasi
Grafika Komputer