Minggu, 16 Mei 2021

Hidup manusia tidak akan pernah lepas dari masalah dan ujian. Karena dari sanalah kualitas seorang manusia bisa terlihat. Perbedaannya, ia bisa mengatasi masalah dengan baik atau justru semakin terbenam bersama masalah tersebut.


Besar kecilnya masalah tak lepas dari kondisi pikiran. Terkadang tanpa disadari sebuah masalah kecil bisa menjadi besar karena pikiran kita mengkondisikan seperti itu.

Karena itu, ketika masalah sedang menghampiri pastikan pikiran kita tidak terbawa arus yang ada dalam masalah tersebut.

Ingat juga, tak ada masalah yang tanpa solusi. Kita hanya butuh pikiran yang jernih untuk mengetahui cara menghadapi masalah yang datang bertubi-tubi dan membelit hidup Anda.

1. Meminta Maaf dan berjanji tidak mengulangi.

Salah satu cara yang paling ampuh untuk mengatasi masalah dalam hidup yakni dengan meminta Maaf dan berjanji untuk tidak melakukan kembali. Dengan meminta maaf, tanda bukti bahwa kita berkomitmen untuk selalu berusaha untuk lebih baik lagi kedepannya.

2. Temukan Akar Permasalahan

Kita juga tidak bisa menemukan cara paling tepat dalam mengatasi masalah hidup jika belum menemukan akar permasalahannya. Coba telisik lebih dalam dan sedikit menoleh ke belakang, bagaimana awal mula masalah tersebut bisa muncul. Bisa jadi masalah muncul dari hal-hal yang tak pernah Anda pikirkan sebelumnya. Hal-hal yang selama ini Anda pikir baik-baik saja, ternyata justru menjadi pemicu masalah.

3. Lihat dari Sudut Pandang yang Lain

Boleh jadi ketika masalah menghampiri, kita hanya terpaku dengan pandangan dan cara berpikir kita sendiri. Ada baiknya, kita coba keluar dari sudut pandang lain.

Cara ini akan membuka pikiran kita bahwa masalah tersebut tidaklah seberat yang kita pikir.

Misalnya, saat bertengkar dengan pasangan, pasti ada banyak ego yang muncul. Saat itu, masing-masing pihak bersikukuh dengan sudut pandang mereka. Itulah yang membuat pertengkaran kerap sulit mencapai perdamaian.

Karena itu, ketika hati dan pikiran sudah lebih tenang, cobalah melihat dari sudut pandang orang lain. Kita pasti akan menemukan sesuatu yang berbeda.

Sesuatu inilah yang harus dipahami sehingga bisa sama-sama menemukan solusi yang paling pas.

4. Berpikir Positif

Kita tidak akan bisa menemukan cara mengatasi masalah ketika pikiran masih dipenuhi hal-hal negatif. Saat prasangka buruk memenuhi pikiran dan hati, maka kita hanya akan menemukan jalan yang gelap. Bukan jalan terang yang bisa membimbing mendapatkan solusi dari masalah yang dihadapi.

Tak ada masalah dengan masalah, yang menjadi masalah adalah cara kita yang salah dalam menyikapi sebuah masalah.

Sabtu, 15 Mei 2021

Mumpung masih suasana lebaran, biasanya sesama muslim saling bersilaturahmi dalam rangka merayakan hari raya dan hari kemenangan bagi yang selama satu bulan telah melaksanakan puasa Ramadhan. Dengan merayakan hari yang Fitri ini, esensial nya kita kembali ke titah sejati, ke lahiriah nya manusia itu sendiri.


Lalu apa yang membedakan antara ramadhan tahun lalu, ramadhan sekarang, dan ramadhan yang akan datang. Sebetulnya banyak yang harus kita kembalikan ke prinsip dasarnya, diantaranya etika dan moral.

Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Sedangkan moral merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. Moral juga berarti ajaran yang baik dan buruk perbuatan dan kelakuan (akhlak). Sekarang kita bahas satu-satu. 

Etika, sering kita melihat dari seseorang tentang bagaimana menerapkan benar atau salah dalam kehidupan nya. Biasanya ini masih terlihat, mudah kita membedakan mana yang benar, mana yang salah. Mana yang baik mana buruk, dan tanggung jawab semua tentang itu, berarti kita sudah punya etika. Makanya untuk menguji etika masih bisa dengan ujian tertulis, nama nya uji etik. Disisi lain, ada yang lebih penting dari etika, yakni moral. 

Moral pada dasarnya adalah perilaku, perilaku tidak bisa dinilai dengan kasat mata, tapi perilaku itu bisa dirasakan. Moral juga tentang hal dasar atas pengetahuan, bisa dilihat dengan semakin baiknya pengetahuan, maka semakin baik moralitas nya. Contoh, ketika kita bertamu, si penerima tamu melayani tamunya dengan sebaik-baiknya. Mulai dari salam, mempersilakan duduk, makan dan sebagainya. Dan yang luar biasa nya lagi tamunya ditemani makannya, bahkan ada yang nasinya di ambilkan, ini sangat luar biasa sekali moralitas nya. 

Nah, disisi lain juga ada tipikal orang yang cuek, tak peduli. Apakah tipikal bisa disebut tidak bermoral, belum tentu. Bisa jadi secara sifat yang seperti ini cuek, tapi tau menghargai orang lain. Sikap saling menghargai juga memiliki moralitas yang tinggi. 

Yang lebih naifnya, sudahlah cuek, tidak peduli tak bisa menghargai. Contoh perilaku yang seperti ini misalnya. Ketika seseorang berbicara di podium, pendengar bercerita dengan teman sesama pendengar. Yang lebih celaka nya lagi, di pendengar ambil hp, nonton, apalagi sambil ketawa-ketawa, wah itu bukan tidak punya moral lagi, tapi sudah di atasnya. Sudahlah tidak beretika, tidak bermoral lagi.

Mumpung momen idul Fitri, kembali la ke jalan yang sudah Allah SWT tentukan. sikap saling menghargai itu penting, dan yang lebih penting nya lagi memiliki etika dan moralitas yang tinggi, karena banyak orang yang pintar tapi tak bermoral, tak ada gunanya. Banyak yang bermoral, tapi tak pintar, itu cukup baik. Tapi yang dibutuhkan selain pintar juga bermoral, itu orang yang tidak hanya baik, tapi bernilai.

Sabtu, 08 Mei 2021

Seperti biasa setiap ucapannya hampir bisa dipastikan banyak yang membela. Termasuk isu yang disoroti baru-baru ini, tentang bipang. Sebagaimana lazimnya rezim ini selalu mencuci tangan, bukan hanya itu sekalian ngelap agar tangan nya terlihat bersih tanpa noda. 


Awal dari pidato nya, jelas terlihat tanpa ada unsur paksaan dan dilakukan secara sadar. Lalu beliau memperkenalkan makanan khas Nusantara, macam macam. Yang menggelitik itu bukan makanan nya, tapi momen yang digunakan itu tidak pantas dan layak di ucapkan oleh seorang pimpinan tertinggi di sebuah organisasi. Lalu salahnya dimana?

Tidak paham konteks

Terlihat jelas, konteks dalam pidato atau percakapan itu dilakukan dengan tujuan mengkampanyekan kepada masyarakat untuk tidak mudik, agar tidak terjadi keramaian atau kontak langsung supaya tidak terjadi penyebaran covid-19. Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian makanan yang bisa dicicipi disaat lebaran tiba. Lebaran idul Fitri itu dirayakan oleh umat muslim, kenapa bipang yang dikenalkan. Apa hubungan konteks antara hari raya idul Fitri dengan bipang?

Tidak memahami ucapan

Selain tidak memahami konteks, dalam pidato tersebut juga terlihat jelas bahwa apa yang beliau ucapkan beliau tidak paham dengan ucapan nya. Saya yakin dan percaya kalau beliau paham dan mengerti tidak mungkin kata-kata itu keluar, lalu salahnya dimana, salah nya karena tidak paham apa yang diucapkan. Akibat kurangnya pengetahuan dan wawasan, juga tidak selektif menggunakan kata kata.

Dapur anda bermasalah

Selain tidak paham konteks, tidak memahami ucapan juga dapurnya bermasalah. Tidak mungkin bahan atau materi pidato seorang pemimpin tanpa dilakukan riset dan kajian sebelum disampaikan ke publik. Dimana etika seorang pembuat naskah nya, apa mereka tidak bekerja, atau apa mereka juga tidak paham. Mustinya dipertanyakan nilai-nilai intelektual yang ada di dapur itu.

Sudahlah salah, ngotot

Selain sudah mencederai nilai-nilai intelektual, mereka juga tidak mengakui kesalahannya. Bahkan sibuk mengklarifikasi itu bukan kesalahan, itu maksudnya ini, tujuan begini. Sudahlah salah, ngotot pula seperti kebodohan yang terstruktur. 

Atau jangan-jangan mereka yang membuat, yang menyampaikan pidato itu, dan yang membela nya wajib kita pertanyakan mereka lulus Tes Wawasan Kebangsaan tidak?

 Setiap tahun, persis setiap Ramadhan tiba, itu adalah waktu yang di tunggu tunggu. Terkhusus bagi umat Islam, karena bulan ini bulan yang ditunggu untuk meningkatkan kualitas ibadah dari setiap insan. Seperti biasanya, mulai awal Ramadhan sampai akhir Ramadhan itu penuh berkah, pun juga demikian banyak yang mengambil momen, momen berbuka bersama misalnya, mudik, silaturahmi juga momen untuk sekedar mengucapkan selamat menyambut ramadhan maupun selamat merayakan hari raya idul Fitrinya. 


Sebagai mana lazimnya, para pimpinan organisasi maupun pemerintah banyak yang mengambil momen ini untuk menyampaikan ucapan selamat Ramadhan dan idul Fitri. Dua Ramadhan belakang dunia dilanda pandemi, ajakan tidak mudikpun dikampanyekan. Tahun lalu, ajakan tidak mudik dihebohkan dengan narasi mudik dan pulang kampung berbeda. Sulit bagi saya memahami dua konotasi tersebut apa bedanya. Sampai sekarang saya belum temukan apa bedanya.

Belum selesai dengan itu, baru-baru ini muncul lagi ajakan tidak mudik dari seorang pimpinan organisasi, yang menggelitik bukan ajakan tidak mudiknya. Melainkan tambahan konotasi bahasanya yang mengajak makan makanan khas Nusantara bagi umat muslim, yang luncunya kenapa ada narasi BIPANG. Sependek yang saya tahu dari referensi yang ada, bipang itu makanan har*m. Kog bisa seorang pimpinan mengucapkan itu dalam rangka kampanye hari raya idul Fitri? Logikanya dimana. seperti biasanya semua pejabat terkait serba ngeles, juga jubir ngeles, apalagi para influenceRp dan BuzzeRp. Apa bipang yang dimaksud biji Ketapang yah, wkwk.

Sejenak kita tinggalkan soal itu, tapi ada hal yang menarik dari isu tersebut. Yakni baru-baru ini seluruh masyarakat di Indonesia dilarang mudik, namun sentral foto dan video yang beredar belakangan WNA sipit bebas keluar masuk Indonesia, satupun pejabat tidak ada yang berkomentar untuk melarang. Tidak cukup sampai disitu juga beredar hasil Tes Wawasan Kebangsaan dari sebuah lembaga yang bergengsi di republik ini, yang hasilnya sungguh lucu, pun demikian pertanyaan pada tes itu membuat kita mengelus dada. 

Apa ada hubungannya antara Bipang dan TKA bebas masuk di negeri ini atau hasil Tes Wawasan Kebangsaan. 

Semoga kita umat Islam dilindungi Allah SWT, dan semoga Allah SWT menurunkan azab bagi mereka yang memiliki niat buruk untuk negeri ini. Amin.

Jumat, 07 Mei 2021

 Belakangan ini sedang hangat isu mengenai beberapa pegawai anti rasuah di negeri yang kita cintai ini tidak lulus tes wawasan kebangsaan. Terkait sudah atau belum di umumkan hasil itu soal lain, yang jelas itu sudah jadi berita yang menarik beberapa hari terakhir. Lalu apa sebetulnya tes wawasan kebangsaan itu?


Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) menyajikan soal-soal latihan yang sudah disesuaikan dengan indikator TWK yaitu nasionalisme, integritas, bela negara, pilar negara, dan Bahasa Indonesia. Dari pengertian di atas, jelas dan clear sebetulnya apa tujuan lembaga itu mengadakan tes demikian agar penyamaan persepsi dan meningkatkan kualitas dari setiap insan yang ada di lembaga tersebut. Yang jadi pertanyaan, kenapa banyak yang tidak lulus?

Ok, sekarang kita coba berfikir dari sudut pandang yang berbeda, sebagai contoh diantara yang tidak lulus itu mereka adalah penyidik senior dan yang paling ditakutin oleh para koruptor di negeri ini, sama-sama kita ketahui mereka sedang membongkar kasus besar yang konon katanya melibatkan banyak pihak pejabat tinggi. Apakah karena demikian?

Ok, sekarang kita coba dari sudut pandang yang lebih berbeda lagi, berdasarkan informasi yang kita baca, beberapa diantara mereka adalah bekas polisi yang sedang mengabdi di lembaga tersebut. Dan pangkat mereka pun mentereng, yakni semuanya perwira. lulusan Akpol.

Nah, yang jadi pertanyaan, untuk bisa lulus Akpol itu melewati tes yang sangat ketat, bahkan disiplin banget, dan yang pasti sudah melewati tes wawasan kebangsaan. lalu kenapa orang-orang ini tidak lulus?

Selanjutnya, jika ditinjau dari materi soal tes, banyak pihak yang menyayangkan soal materi tesnya seperti main-main. Terutama dari kalangan aktivis dan akademisi.

Terakhir, banyak kejadian di negeri ini yang semakin hari semakin sulit kita berfikir secara rasional dan objektif, terkait dengan hal di atas, sebetulnya yang tidak memiliki wawasan kebangsaan itu adalah para koruptor, karena koruptor tidak mengerti tentang Pancasila, nasionalisme, bela negara apalagi integritas.

Kolam Inspiratif

“Teknologi informasi dan bisnis menjadi saling terjalin dengan erat. Saya tak berpikir siapa pun dapat berbicara salah satunya dengan penuh makna tanpa membicarakan satu yang lainnya”

Arsip

Flickr Images

About us

Populer

Biografi Tokoh

Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie
Prof. Dr.(H.C.) Dahlan Iskan

Materi Kuliah IT

Image Retrieval
Computer Security
Riset Teknologi
Interaksi Manusia dan Komputer
Rekayasa Perangkat Lunak
Sistem Informasi
Grafika Komputer